Jumat, 15 Februari 2013

KONSISTEN BerSAKSI


Kisah Para Rasul 26:1-11

Nats pembimbing: “Tetapi kamu akan menerima kuasa, kalau Roh Kudus turun ke atas kamu, dan kamu akan menjadi saksi-Ku di Yerusalem dan di seluruh Yudea dan Samaria dan sampai ke ujung bumi.”(Kisah 1:8)

 Dalam perikop ini, Paulus diberi kesempatan membela diri atas segala tuduhan yang dialamatkan kepadanya. Namun sebenarnya yang dia lakukan bukan sekedar membela kepentingan diri sendiri melainkan membela kebenaran ajaran injil Yesus Kristus. Lebih tepatnya, Paulus sebenarnya bukan “terdakwa”, melainkan sebagai saksi dengan terdakwa adalah ajaran Injil yang dibawa Yesus kedalam dunia. 



Menjadi saksi telah menjadi tugas para rasul sebagaimana kesaksian Kisah Para Rasul 1:8, ketika Yesus berkata: “... Kamu akan menjadi saksiKu... sampai ke ujung bumi”. Hal inilah yang sementara dilakukan Rasul Paulus dalam bacaan ini. Ketika kesaksiannya ditentang,  dia tidak gentar sekalipun harus menghadap penguasa dalam hal ini Herodes Agripa. Justru dalam tantangan dan cercaan, dalam kesulitan, Paulus tetap tenang dan kemudian melahirkan sikap konsisten bersaksi tentang kebenaran Injil Kristus. Tantangan dijadikannya sebagai peluang penginjilan dan kesaksian. Hal mana dapat kita baca dalam perikop ini, bagaimana Paulus dalam pembelaan dan kesaksiannya menyinggung tentang pengharapan akan penggenapan janji Allah dan tentang kebangkitan orang mati. 

Bersaksi bagi Kristus, bukan hanya berarti mengkomunikasikan apa yang didengar dan dilihat, tetapi juga bersaksi melalui perilaku hidup mereka sendiri. Jadi pengertian saksi  dalam konteks kehidupan umat Kristiani lebih luas dari pengertian saksi dalam penggunaannya di pengadilan atau bahkan dalam penggunaan awal di pengadilan Athena, Yunani. Di pengadilan Athena dahulu, bahkan dalam pengadilan modern sekarang ini, seorang saksi  dalam kasus korupsi misalnya, cukup menjelaskan apakah ia mengetahui atau tidak mengetahui bahwa terdakwa korupsi atau tidak. Memberi keterangan saja sudah cukup. Hakim tidak akan bertanya : “apakah anda juga korupsi ?”. Lain halnya bersaksi tentang Kristus, kita bersaksi  tentang penderitaan dan kebangkitannya, tentang kebenaran injil, tetapi juga bersaksi tentang Kristus, langsung ditunjukan dengan penyangkalan diri, pertobatan dan sikap hidup sehari-hari.  Hal inilah yang dimaksud Paulus ketika dia menyinggung masa lalu  hidupnya (ay. 9-11).

Tugas kita sebagai Gereja yang hidup untuk konsisten bersaksi sekalipun dalam tantangan. Bukan mengundurkan diri jika menemui tantangan pelayanan. Justru menjadikan tantangan sebagai peluang dengan  bentuk kesaksian adalah dengan ucapan tetapi juga sikap hidup kita yang konsisten  menunjukan pertobatan dan sikap hidup Kristiani ! Amin    (~MyT~ Terang Tondano ed. 2)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar